Kamis, 22 Maret 2012

21. Tipe-tipe Kepemimpinan

TEORI DAN TIPE KEPEMIMPINAN
A.Teori dalam Kepemimpinan
Kegiatan manusia secara bersama-sama selalu membutuhkan kepemimpinan.Untuk berbagai usaha dan kegiatannya diperlukan upaya yang terencana dansistematis dalam melatih dan mempersiapkan pemimpin baru. Oleh karena itu,banyak studi dan penelitian dilakukan orang untuk mempelajari masalahpemimpin dan kepemimpinan yang menghasilkan berbagai teori tentangkepemimpinan.
Teori kepemimpinan merupakan penggeneralisasian suatu seri perilakupemimpin dan konsep-konsep kepemimpinannya, dengan menonjolkan latarbelakang historis, sebab-sebab timbulnya kepemimpinan, persyaratanpemimpin, sifat utama pemimpin, tugas pokok dan fungsinya serta etikaprofesi kepemimpinan (Kartini Kartono, 1994: 27).
Teori kepemimpinan pada umumnya berusaha untuk memberikan penjelasandan interpretasi mengenai pemimpin dan kepemimpinan dengan mengemukakanbeberapa segi antara lain :
Latar belakang sejarah pemimpin dan kepemimpinan
Kepemimpinan muncul sejalan dengan peradaban manusia. Pemimpin dan
kepemimpinan selalu diperlukan dalam setiap masa.
Macam –macam teorimya :
1. Teori Sifat
Teori ini bertolak dari dasar pemikiran bahwa keberhasilan seorang pemimpinditentukan oleh sifat-sifat, perangai atau ciri-ciri yang dimiliki pemimpin itu.Atas dasar pemikiran tersebut timbul anggapan bahwa untuk menjadi seorangpemimpin yang berhasil, sangat ditentukan oleh kemampuan pribadi pemimpin.Dan kemampuan pribadi yang dimaksud adalah kualitas seseorang denganberbagai sifat, perangai atau ciri-ciri di dalamnya. Ciri-ciri ideal yang perludimiliki pemimpin menurut Sondang P Siagian (1994:75-76) adalah:
- pengetahuan umum yang luas, daya ingat yang kuat, rasionalitas,obyektivitas, pragmatisme, fleksibilitas, adaptabilitas, orientasi masa depan;- sifat inkuisitif, rasa tepat waktu, rasa kohesi yang tinggi, naluri relevansi,keteladanan, ketegasan, keberanian, sikap yang antisipatif, kesediaan menjadipendengar yang baik, kapasitas integratif;
- kemampuan untuk bertumbuh dan berkembang, analitik, menentukan skalaprioritas, membedakan yang urgen dan yang penting, keterampilan mendidik,dan berkomunikasi secara efektif.
Walaupun teori sifat memiliki berbagai kelemahan (antara lain : terlalubersifat deskriptif, tidak selalu ada relevansi antara sifat yang dianggapunggul dengan efektivitas kepemimpinan) dan dianggap sebagai teori yangsudah kuno, namun apabila kita renungkan nilai-nilai moral dan akhlak yangterkandung didalamnya mengenai berbagai rumusan sifat, ciri atau perangaipemimpin; justru sangat diperlukan oleh kepemimpinan yang menerapkanprinsip keteladanan.
2. Teori Perilaku
Dasar pemikiran teori ini adalah kepemimpinan merupakan perilaku seorangindividu ketika melakukan kegiatan pengarahan suatu kelompok ke arahpencapaian tujuan. Dalam hal ini, pemimpin mempunyai deskripsi perilaku:
a. konsiderasi dan struktur inisiasi
Perilaku seorang pemimpin yang cenderung mementingkan bawahan memilikiciri ramah tamah,mau berkonsultasi, mendukung, membela, mendengarkan,menerima
Usul dan memikirkan kesejahteraan bawahan sertamemperlakukannya setingkat dirinya. Di samping itu terdapat pulakecenderungan perilaku pemimpin yang lebih mementingkan tugas organisasi.
b. berorientasi kepada bawahan dan produksi
perilaku pemimpin yang berorientasi kepada bawahan ditandai oleh penekananpada hubungan atasan-bawahan, perhatian pribadi pemimpin pada pemuasankebutuhan bawahan serta menerima perbedaan kepribadian, kemampuan danperilaku bawahan. Sedangkan perilaku pemimpin yang berorientasi padaproduksi memiliki kecenderungan penekanan pada segi teknis pekerjaan,pengutamaan penyelenggaraan dan penyelesaian tugas serta pencapaian tujuan.
Pada sisi lain, perilaku pemimpin menurut model leadership continuum padadasarnya ada dua yaitu berorientasi kepada pemimpin dan bawahan.Sedangkan berdasarkan model grafik kepemimpinan, perilaku setiap pemimpindapat diukur melalui dua dimensi yaitu perhatiannya terhadap hasil/tugas danterhadap bawahan/hubungan kerja.
Kecenderungan perilaku pemimpin pada hakikatnya tidak dapat dilepaskan
dari masalah fungsi dan gaya kepemimpinan (JAF.Stoner, 1978:442-443).
3. Teori Situasional
Keberhasilan seorang pemimpin menurut teori situasional ditentukan oleh cirikepemimpinan dengan perilaku tertentu yang disesuaikan dengan tuntutansituasi kepemimpinan dan situasi organisasional yang dihadapi denganmemperhitungkan faktor waktu dan ruang.
B.Tipe Kepemimpinan
A. Tipe-Tipe Kepemimpinan
Dalam setiap realitasnya bahwa pemimpin dalam melaksanakan proseskepemimpinannya terjadi adanya suatu permbedaan antara pemimpin yang satu denganyang lainnya, hal ini sebagaimana menurut G. R. Terry yang dikutif Maman Ukas, bahwapendapatnya membagi tipe-tipe kepemimpinan menjadi 6, yaitu :
1.Tipe kepemimpinan pribadi (personal leadership). Dalam system kepemimpinan ini,segala sesuatu tindakan itu dilakukan dengan mengadakan kontak pribadi. Petunjukitu dilakukan secara lisan atau langsung dilakukan secara pribadi oleh pemimpin yangbersangkutan.
2.Tipe kepemimpinan non pribadi (non personal leadership). Segala sesuatukebijaksanaan yang dilaksanakan melalui bawahan-bawahan atau media non pribadibaik rencana atau perintah juga pengawasan.
3.Tipe kepemimpinan otoriter (autoritotian leadership). Pemimpin otoriter biasanyabekerja keras, sungguh-sungguh, teliti dan tertib. Ia bekerja menurut peraturan-peraturan yang berlaku secara ketat dan instruksi-instruksinya harus ditaati.
4.Tipe kepemimpinan demokratis (democratis leadership). Pemimpin yang demokratismenganggap dirinya sebagai bagian dari kelompoknya dan bersama-sama dengankelompoknya berusaha bertanggung jawab tentang terlaksananya tujuan bersama.Agar setiap anggota turut bertanggung jawab, maka seluruh anggota ikut serta dalamsegala kegiatan, perencanaan, penyelenggaraan, pengawasan, dan penilaian. Setiapanggota dianggap sebagai potensi yang berharga dalam usahan pencapaian tujuan.
5. Tipe kepemimpinan paternalistis (paternalistis leadership). Kepemimpinan inidicirikan oleh suatu pengaruh yang bersifat kebapakan dalam hubungan pemimpindan kelompok. Tujuannya adalah untuk melindungi dan untuk memberikan arahseperti halnya seorang bapak kepada anaknya.
6.Tipe kepemimpinan menurut bakat (indogenious leadership). Biasanya timbul darikelompok orang-orang yang informal di mana mungkin mereka berlatih denganadanya system kompetisi, sehingga bisa menimbulkan klik-klik dari kelompok yangbersangkutan dan biasanya akan muncul pemimpin yang mempunyai kelemahan diantara yang ada dalam kelempok tersebut menurut bidang keahliannya di mana ia ikutberkecimpung.
Dalam setiap realitasnya bahwa pemimpin dalam melaksanakan proses kepemimpinannya terjadi adanya suatu permbedaan antara pemimpin yang satu dengan yang lainnya, hal sebagaimana menurut G. R. Terry yang dikutif Maman Ukas, bahwa pendapatnya membagi tipe-tipe kepemimpinan menjadi 6, yaitu :
1.      Tipe kepemimpinan pribadi (personal leadership). Dalam system kepemimpinan ini, segala sesuatu tindakan itu dilakukan dengan mengadakan kontak pribadi. Petunjuk itu dilakukan secara lisan atau langsung dilakukan secara pribadi oleh pemimpin yang bersangkutan.
2.      Tipe kepemimpinan non pribadi (non personal leadership). Segala sesuatu kebijaksanaan yang dilaksanakan melalui bawahan-bawahan atau media non pribadi baik rencana atau perintah juga pengawasan.
3.      TIpe kepemimpinan otoriter (autoritotian leadership). Pemimpin otoriter biasanya bekerja keras, sungguh-sungguh, teliti dan tertib. Ia bekerja menurut peraturan-peraturan yang berlaku secara ketat dan instruksi-instruksinya harus ditaati.
4.      Tipe kepemimpinan demokratis (democratis leadership). Pemimpin yang demokratis menganggap dirinya sebagai bagian dari kelompoknya dan bersama-sama dengan kelompoknya berusaha bertanggung jawab tentang terlaksananya tujuan bersama. Agar setiap anggota turut bertanggung jawab, maka seluruh anggota ikut serta dalam segala kegiatan, perencanaan, penyelenggaraan, pengawasan, dan penilaian. Setiap anggota dianggap sebagai potensi yang berharga dalam usahan pencapaian tujuan.
5.      Tipe kepemimpinan paternalistis (paternalistis leadership). Kepemimpinan ini dicirikan oleh suatu pengaruh yang bersifat kebapakan dalam hubungan pemimpin dan kelompok. Tujuannya adalah untuk melindungi dan untuk memberikan arah seperti halnya seorang bapak kepada anaknya.
6.      Tipe kepemimpinan menurut bakat (indogenious leadership). Biasanya timbul dari kelompok orang-orang yang informal di mana mungkin mereka berlatih dengan adanya system kompetisi, sehingga bisa menimbulkan klik-klik dari kelompok yang bersangkutan dan biasanya akan muncul pemimpin yang mempunyai kelemahan di antara yang ada dalam kelempok tersebut menurut bidang keahliannya di mana ia ikur berkecimpung.

               Selanjutnya menurut Kurt Lewin yang dikutif oleh Maman Ukas mengemukakan tipe-tipe kepemimpinan menjadi tiga bagian, yaitu :
1.      Otokratis, pemimpin yang demikian bekerja kerang, sungguh-sungguh, teliti dan tertib. Ia bekerja menurut peraturan yang berlaku dengan ketat dan instruksi-instruksinya harus ditaati.
2.      Demokratis, pemimpin yang demokratis menganggap dirinya sebagai bagian dari kelompoknya dan bersama-sama dengan kelompoknya berusaha bertanggung jawab tentang pelaksanaan tujuannya. Agar setiap anggota turut serta dalam setiap kegiatan-kegiatan, perencanaan, penyelenggaraan, pengawasan dan penilaian. Setiap anggota dianggap sebagai potensi yang berharga dalam usaha pencapaian tujuan yang diinginkan.
3.      Laissezfaire, pemimpin yang bertipe demikian, segera setelah tujuan diterangkan pada bawahannya, untuk menyerahkan sepenuhnya pada para bawahannya untuk menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya. Ia hanya akan menerima laporan-laporan hasilnya dengan tidak terlampau turut campur tangan atau tidak terlalu mau ambil inisiatif, semua pekerjaan itu tergantung pada inisiatif dan prakarsa dari para bawahannya, sehingga dengan demikian dianggap cukup dapat memberikan kesempatan pada para bawahannya bekerja bebas tanpa kekangan.

               Berdasarkan dari pendapat tersebut di atas, bahwa pada kenyataannya tipe kepemimpinan yang otokratis, demokratis, dan laissezfaire, banyak diterapkan oleh para pemimpinnya di dalam berbagai macama organisasi, yang salah satunya adalah dalam bidang pendidikan. Dengan melihat hal tersebut, maka pemimpin di bidang pendidikan diharapkan memiliki tipe kepemimpinan yang sesuai dengan harapan atau tujuan, baik itu harapan dari bawahan, atau dari atasan yang lebih tinggi, posisinya, yang pada akhirnya gaya atau tipe kepemimpinan yang dipakai oleh para pemimpin, terutama dalam bidang pendidikan benar-benar mencerminkan sebagai seorang pemimpinan yang profesional.
 
    Sumber  : http://hudda7x.wordpress.com/2011/05/14/tipe-dan-teori-kepemimpinan/
                   http://pinterdw.blogspot.com/2012/03/tipe-tipe-kepemimpinan.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar